Hubungan Indonesia dengan Libya

Hubungan Indonesia–Libya
Peta memperlihatkan lokasiIndonesia and Libya

Indonesia

Libya

Hubungan Indonesia dengan Libya dibentuk pada tanggal 17 Oktober, 1991. Indonesia memiliki kedutaan besar di Tripoli dan Libya memiliki kedutaan besar di Jakarta. Kedua negara adalah anggota dari Organisasi Kerja Sama Islam dan Gerakan Non-Blok.

Pada September 2003, Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri mengunjungi Tripoli,[1] dan dibalas dengan kunjungan Muammar al-Qaddafi ke Jakarta pada Februari 2004.[2] Setelah Kebangkitan dunia Arab dan jatuhnya Qaddafi, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah menawarkan bantuan Libya untuk transisi ke demokrasi, karena Indonesia telah memiliki pengalaman serupa sebelumnya.[3][4]

Catatan

  1. ^ "Indonesian president leaves for Libya, Tunisia, US trip". Radio Australia. September 21, 2003. Diakses tanggal April 22, 2014. 
  2. ^ Fabiola Desy Unidjaja (January 26, 2004). "Mega to discuss Aceh, military ties with Qaddafi". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-22. Diakses tanggal April 22, 2014. 
  3. ^ Michael Tene (October 21, 2011). "Jubir Kemlu: Indonesia Siap Bantu Libya Jalani Proses Transisi". RMOL. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-10. Diakses tanggal April 22, 2014. 
  4. ^ Agus Sriyono (October 27, 2011). "The prospect of democracy in Libya". The Jakarta Post. Diakses tanggal April 22, 2014. 

Lihat pula

Pranala luar

  • Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tripoli, Libya
  • Kedutaan Besar Libya di Jakarta, Indonesia
  • l
  • b
  • s
Afrika
Lambang Indonesia
Amerika
Asia
Eropa
Oseania
Terdahulu
  • Uni Soviet
  • Yugoslavia
Multilateral
Topik terkait
Situs web Kementerian Luar Negeri


Ikon rintisan

Artikel bertopik hubungan luar negeri ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s